Rabu, 02 Juli 2014

Sejarah Batu Saluran Kemih


Batu Saluran Kemih (BSK) atau sering disebut juga urolitiasis  merupakan masa kristal terbentuk dari protein dan mineral, yang secara alami terjadi di saluran kemih. BSK merupakan penyakit saluran kemih terbanyak ketiga, setelah penyakit infeksi saluran kemih dan penyakit prostat. Penyakit ini sudah ada sejak awal peradaban manusia. Sejak zaman Mesir kuno hingga saat ini, batu ginjal tampaknya sudah membingungkan para pasien dan tenaga medis, namun perkembangan proses penanganan BSK sudah mengalami banyak sekali kemajuan, diawali dari pengambilan dengan cara yang sangat menyakitkan hingga saat ini dengan cara sangat memuaskan. Namun demikian, cara untuk mencegah kembali terjadi batu ini masih menjadi tantangan para urolog dan nefrolog.

            Sekitat 6.000 tahun yang lalu, sejak ditemukannya BSK pertama kali, pola munculnya penyakit ini sudah mengalami banyak perubahan, terutama seabad belakangan ini. Sebagai contoh, di dunia barat pada tahun 1900, kejadian BSK pada umumnya terjadi pada anak-anak terutama laki-laki, dan paling sering berlokasi di kandung kemih. BSK biasanya mengandung ammonium urate dan/atau calcium oxalate, dan biasanya disebabkan nutrisi yang tidak baik pada anak. Saat ini, kondisi tersebut masih ditemukan di daerah pedesaan, khususnya pada daerah “Sabuk Batu (Stone Belt)”, menyebar mulai dari Yordania, menuju Iraq, Iran, dan India hingga penghujung Asia Tenggara. Namun kondisi tersebut menghilang dengan cepat sejalan dengan ditingkatkannya pemberian nutrisi., seperti yang juga dilakukan oleh negara-negara berkembang sekitar 100 tahun yang lalu. Saat itu, kejadian batu kandung kemih pada anak mengalami penurunan, namun kejadian BSK pada dewasa mengalami peningkatan. Hal ini terjadi berkaitan dengan kondisi kemakmuran dan kemunduran suatu negara

Referensi:

1.      Robertson, WG. The Scientific Basis of Urinary Stone Formation. The Sientific Basis of Urology, 2010: 10:162

2.      Stoller, ML. Urinary Stone Disease. Smith’s General Urology-17th edition. 2007; 16:246

Tidak ada komentar:

Posting Komentar